LAPORAN PRAKERIN KEPERAWATAN
DENGAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
DI PUSKESMAS KENDIT
Disusun
oleh :
KHUSNUL KHOTIMAH
Nama
Pembimbing :
Anis
Sulala Amd. Keb (Pembimbing Sekolah)
Saiful
Bahtiar Amd. Kep (Pembimbing Klinik)
PROGRAM KEAHLIAN KEPERAWATAN
SMK IBRAHIMY
SUKOREJO SITUBONDO
TAHUN 2014 / 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Ditulis oleh : Mirna purnami sari
Judul
: Suatu kondisi
dimana kadar Hb atau hitungan erosist lebih rendah dari harga normal.
Kendit 19 Maret 2015
Mengetahui,
Pembimbing Sekolah Pembimbing
Klinik
Anis
Sulala Amd. Keb Saiful
Bahtiar Amd. Kep
DAFTAR
ISI
LAPORAN PRAKERIN ..............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang ..................................................................................................... 1
B. Tujuan
................................................................................................................... 1
C. Tempat
dan waktu pelaksanaan pengkajian ......................................................... 1
D. Manfaat
................................................................................................................ 1
BAB II Tinjauan Pustaka
.............................................................................................. 3
A. Pengertian
............................................................................................................. 3
B. Klasifikasi
............................................................................................................. 3
C. Ediologi
................................................................................................................ 3
D. Patofisiologi
......................................................................................................... 4
E. Factor-faktor
........................................................................................................ 4
F. Cara
terjadinya ..................................................................................................... 4
G. Penularan
.............................................................................................................. 4
H. Komplikasi
........................................................................................................... 4
I. Penatalaksanaan
................................................................................................... 5
J. Pencegahan
........................................................................................................... 5
BAB III Tinjauan Kasus ............................................................................................... 6
A. S
(subyektif) ......................................................................................................... 6
B. O
(obyektif) .......................................................................................................... 7
C. A
(assement) ......................................................................................................... 8
P
(planning) .......................................................................................................... 9
BAB IV Kesimpulan dan
Saran ................................................................................... 10
A. Kesimpulan
........................................................................................................... 10
B. Saran
..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA
Black
RE : zinc deficiency. Inpectious disease and mortality in the developing world
j nutr 2003 : 133 : 145 S – 1489 S
Bresee
Js. Hummelman E. nelson EA. Et al. rotavirus in asia. The value of surveillance
for informing decisions about the introduction of new J infect dis 2005 : 192 :
1s – 5S
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Diare
adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
berak lebih dari biasanya (3x atau lebih dalam sehari). Penyakit diare sampai
kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka
masih berfluktuasi dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan
kader kesehatan mengalami penurunan, namun penyakit diare ini masih menimbulkan
klib yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian di Indonesia. Hingga saat
ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Hal
ini dapat dilihat dari angka kesakitan diare tahun ke tahun. Diare merupakan
penyebab kematian no 4 (13,2 %) pada semua umur dalam kelompok penyakit
menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian no 1 pada bayi postneonatal
(31,4%) dan pada anak balita (25,2%) (hasil riskesdas 2007).
B.
Tujuan
Umum :
Menurunkan
angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor
terkait.
Khusus :
1. Tercapainya
penurunan angka kesakitan
2. Terlaksananya
tatalaksana diare sesuai standar
3. Diketahuinya
situasi epidemologi dan besarnya masalah penyakit di masyarakat. Sehingga dapat
dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya
disemua jenjang pelayanan
4. Terwujudnya
masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui
promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena
diare dapat dicegah
5. Tersusunnya
rencana kegiatan pengendalian penyakti diare disuatu wilayah kerja yang
meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya
C.
Tempat
dan waktu pelaksanaan pengkajian
Bertempat
di UGD Kendit pada tanggal 20 Februari 2015 jam 08.30 WIB
D.
Manfaat
1. Bagi
puskesmas dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengoptimalkan penggunaan
penyakit diare
2. Bagi
SMK Ibrahimy 1 Sukorejo dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan bacaan serta
menambah koleksi bahan perpustakaan yang telah ada
3. Bagi
penulis memberikan pengalaman dan kesempatan untuk melaksanakan penulisan
dengan metode yang benar, penulis mampu berpikir lebih baik dalam memahami
masalah serta melakukan analisis secara ilmiah dan sistematis
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Diare
Diare
adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat). Kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 300 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi
yaitu buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Buang air besar encer
tersebut dapat disertai lendir dan darah.
Menurut
WHO (1990) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x sehari.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa
jam atau hari.
·
Tanda – tanda orang dehidrasi antara
lain :
o
Penderita sangat kehausan
o
Mulut dan lidah kering, mata cekung
o
Waktu kulit dipijat lipatan kulit
perlahan – lahan akan kembali seperti semula
o
Denyut nadi sangat cepat pada seorang
anak yang kurang dari 18 bulan terlihat adanya noktah lembut pada puncak kepala
yang cekung kebawah (yakni bagian ubun-ubun)
B.
Klasifikasi
·
Diare akut
Adalah diare yang disebabkan oleh rata
virus yang ditandai buang air besar lembek/cair bahkan berupa air saja frekuaensi
3x atau lebih dalam sehari berlangsung dari 14 hari
·
Diare bermasalah
Adalah diare yang disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi, laktosa, alergi protein, susu
sapi, penularan secara fecal oral ke otak dari orang ke orang atau kontak orang
dengan alat rumah tangga. Diare ini diawali dengan cair pada hari berikutnya
muncul darah maupun tanpa lendir. Sakit perut yang diikuti muncul tenasmus
panas serta hilang nafsu makan dan badan terasa lemah.
·
Diare persisten
Adalah diare akut yang menetap dimana
titik sentral potogenesis diare tersebut adalah kerusakan mukosa usus.
Penyebab diare ini sama dengan diare
akut. Sebagai akibat dari diare akut maupun diare bermasalah akan terjadi
kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis, metabolic, hipokalemi, dan
sebagainya) gangguan gizi akibat kelaparan
C.
Ediologi
·
Infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti
compylabacter, salmonelia, shigella, dan escheichia coli.
·
Infeksi virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota
virus, norwalk, chitomegalovirus, virus herpes simplex dan virus hepatitis
·
Intoleransi makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi,
beracun atau alergi terhadap makanan tertentu
·
Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan atau
minuman yang kotor yang menetap dalam system pencernaan seperti giardia lambia,
entamoeba histolitica dan cryptosporidium
·
Reaksi obat
Seperti anti biotik, obat-obatan,
tekanan darah dan antisida mengandung magnesium
·
Penyakit inflamasi
Penyakit inflamasi usus atau penyakit
abdominalis gangguan fungsi usus seperti sindroma iritasi usus dimana usus
tidak dapat bekerja secara normal
D.
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare adalah :
·
Gangguan ostomic
·
Gangguan sekresik
·
Gangguan motalitas usus
E.
Faktor
terjadinya diare
·
Kebiasaan perilaku
·
Sanitasi lingkungan
·
Status sosial ekonomi
·
Status gizi
F.
Cara
terjadinya diare
Diare
dapat ditularkan melalui tinja yang
mengandung kuman penyebab diare. Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit
atau pembawa kuman yang buang air besar disemabarang tempat, misalnya tanah,
sungai, air sumur
G.
Penularan
·
Kontak langsung dengan penderita
·
Makanan yang tercemar
·
Air minum yang tercemar
H.
Komplikasi
Akibat
diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut
·
Dehidrasi
·
Renjatan hipofolomi
·
Hipokalemi
·
Hipoglekemi
·
Kejang, terjadi pada dehidrasi
hipertonik
·
Mainutrisi energi protein (akibat muntah
dan diare jika lama atau kronik
I.
Penatalaksanaan
Penanggulangan
kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi seseorang diare.
Hal ini harus dapat diatasi dengan cara mencegah diri terutama personal hygiene.
Pada
penderita yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena
merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh atau dengan kata lain
perlu diifus
J.
Pencegahan
·
Mencuci tangan pakai sabun dengan benar
pada lima waktu penting :
§ Sebelum makan
§ Setelah
buang air besar
§ Sebelum
memegang makanan
§ Setelah
menceboki anak dan
§ Sebelum
menyiapkan makanan
·
Minum air sehat atau air yang telah
diolah dengan cara merebus, pemansan dengan sinar matahari atau proses
klorinasi
·
Pengolahan sampah yang baik supaya makanan
tidak tercemar (serangga, lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain)
·
Membuang air besar dan kecil pada
tempatnya. Sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septic
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
Tanggal
mrs : 20 Februari 2015 jam : 08.30 WIB
Biodata
Pasien
Nama
Pasien : Ny. “N” Nama Suami
: Tn. “N”
Umur
: 50 th Umur : 60 th
Pendidikan
: - Pendidikan :-
Pekerjaan
:Tani Pekerjaan :
Tani
Penghasilan
: ± 200.000 Penghasilan : ± 200.000
Alamat
: semekan RT 02 / RW 03 Alamat : semekan RT 02 / RW 03
Klatakan. Kendit Klatakan. Kendit
S
(subyektif)
1. Keluhan
utama
BAB
cair
2. Riwayat
penyakit sekarang
Pasien
mengatakan BAB cair berkali-kali kuning cair dan pasien juga mengatakan pusing
mual dan muntah-muntah sejak kemarin pada tanggal 19 Februari 2015 mulai dari
jam 05.00 WIB dan akhirnya pasien memutuskan untuk periksa di UGD Kendit pada
tanggal 20 Februari 2015 jam 08.00 WIB dan ditangani oleh perawat yang
bertugas. Perawat menyarankan supaya menjalani rawat inap dan keluarga pasien
setuju untuk menjalani rawat inap di Puskesmas Kendit
3. Riwayat
penyakit dahulu
Pasien
mengatakan pada tahun 2010 pernah mengalami penyakit darah rendah dan pasien
pernah dirawat inap di Puskesmas Kendit
4. Riwayat
penyakit keluarga
Pasien
mengatakan keluarganya tidak pernah mengalami penyakit menular, menurun ataupun
menaun seperti penyakit menular : TBC, HIV menurun : ASMA menaun : hypertensi
5. Pola
kebiasaan sehar-hari
No
|
Pola
|
Saat di rumah
|
Saat di
puskesmas
|
1
|
Nutrisi
|
Makan : 3x sehari
Porsi : 1 piring dihabiskan
Menu : nasi, sayur, tahu, tempe
Minum : ± 1,5 liter
Jenis minuman : air putih
|
Makan : 3 x sehari
Porsi : 1 piring tidak habis
Menu : nasi, sayur, tahu, tempe
Minum : 1 liter
Jenis minuman : air putih dan teh
|
2
|
Istirahat
|
Siang 1 jam
Dari jam : 12.00-13.00
Malam : 8 jam
Dari jam : 22.00-05.00
|
Siang 1 jam
Dari jam : 12.00-13.00
Malam : 8 jam
Dari jam : 22.00-05.00
|
3
|
Eliminasi
|
Bak : 3x sehari
Warna : jernih
Bau : khas
BAB : berkali-kali
Warna : kuning
Bau : sedikit menyengat
Konsisten : cair + ampas
|
Bak : 2x sehari
Warna : kuning
Bau : khas
BAB : berkali-kali
Warna : kuning
Bau : sedikit menyengat
Konsisten : cair + ampas
|
4
|
Personal hygiene
|
Mandi : 3x sehari. Pagi, siang, dan
sore
Sikat gigi : 2x sehari
Keramas : 1x 2 hari
|
Mandi : 3x sehari. Hanya diwaslap
Sikat gigi : selama mrs tidak pernah
sikat gigi
Keramas : selama mrs tidak pernah
keramas
|
5
|
Aktivitas
|
Pagi : bekerja di sawah
Siang : istirahat 1 jam
Sore : istirahat
|
Hanya terbaring di tempat tidur tidak
melakukan aktivitas seperti di rumah
|
O (obyektif)
a) Kesadaran
: composmentis
b) Keadaan
umum : lemah
c) BB
/ TB : 55 kg / 158 cm
d) TTV
: TD : 120/70 mmHg
N
: 80 x /mnt
S
: 36,0 °C
RR
: 20 x /mnt
6. Pemeriksaan
fisik
1. Kepala
Inspeksi :simetris,
lurus hitam panjang, kulit kepala kotor (ada ketombe) tidak ada lesi
Palpasi : tidak terdapat benjolan
abnormal
2. Mata
Inspeksi : simetris, bersih, pupil
hitam, konjung tiva merah muda
Palpasi : tidak terdapat benjolan
abnormal
3. Hidung
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada
lesi, tidak terlihat pernafasan cuping hidung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan abnormal
4. Telinga
Inspeksi : simetris, bersih tidak ada
lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan abnormal
5. Mulut
/ bibir
Inspeksi :simetris,
bibir lembab, tidak terlihat stomatitis, gigi merata, warna gigi putih, lidah
bersih
Palpasi : tidak terdapat benjolan
abnormal
6. Leher
Inspeksi :bersih, tidak
terdapat lesi, teidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan abnormal
7. Dada
Inspeksi :simetris,
tidak terlihat retraksi dinding dada disaat bernafas, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba benjolan abnormal
Auskultasi : tidak terdengar weezing dan
ronchi
8. Abnomen
Inspeksi : bersih tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan abnormal
Auskultasi : suara bising usus tidak
normal ( ≥20)
9. Genetelia
Inspeksi : tidak terkaji
Palpasi : tidak terkaji
10. Ekstermitas
Atas inspeksi :
simeteris, terpasang ifus di tangan sebelah kiri, tidak terlihat gangguan
pergerakan, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
terdapat benjolan abnormal
Bawah inspeksi :
simetris, tidak terlihat gangguan pergerakan dan tidak varises, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan
tidak terdapat benjolan abnormal
7. Pemeriksaan
penunjang
Pasien
tidak pernah diperiksa di laboratorium dll.
A (assement)
Kekurangan
volume cairan yang berhubungan dengan outout berlebihan akibat diare, muntah
P
(planning)
Intervensi
keperawatan meliputi :
1. Bina
hubungan saling percaya kepada pasien dan keluarganya
Rasional : komunikasi trapiotik akan
terkaji dengan baik
2. Menjelaskan
tentang penyakit diare
Rasional :dengan penjelasan
penyakit diare pasien akan mengerti tentang penyakit diare
3. Anjurkan
pasien banyak minum air putih ± 8 gelas/hari
Rasional : dengan banyak minum air maka
kebutuhan cairan oral terpenuhi
4. Observasi
TTV dan tanda-tanda kekurangan cairan
Rasional : dengan
observasi keadaan pasien akan terpantau dan memudahkan untuk melakukan
intervensi selanjutnya
5. Kolaborasi
dengan tim medis
Rasional
:
§ infus
Rl 20 tpm
§ Inj.
Iv cefotaxim 3x 1 gram sebagai anti biotik
§ Inj.
Iv ranitidin 3x 50 mg sebagai antagonis reseptor H2
§ Inj.
Iv pragesol 3x 500 mg sebagai analgesif
§ Inj.
Iv metoclopramid 3x 10 mg sebagai antivomiting
Oral.
§ Amoxicillin
3x 500 mg sebagai antibiotik
§ Paracetamol
3x 500 mg sabagai antipirentik
§ Prednison
3x 5 mg sebagai kortikosteroid
§ Metoclopramid
3x 10 mg sebagai antivomiting
§ Loperamid
3 x 2 mg sebagai antispasmodik
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
Diare
adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari dan diare
adalah penyebab no 1 kematian di seluruh dunia. Sementara menurut UNICEFF
(Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Anak) memperkirakan bahwa setiap
30 detik ada satu anak yang meninggal karena diare.
Hasil
observasi menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan prilaku, sanitasi
lingkungan, status sosial ekonomi, status gizi dengan penyakit diare.
2. Saran
Diharapkan
kepada seluruh masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatannya serta didukung
oleh pelayanan dan penyuluhan kesehatan oleh tanaga kesehatan di puskesmas
sehingga mampu merubah kebiasaan prilaku yang tidak baik dan lebih
memperhatikan sanitasi lingkungan mereka.