Puskesmas
Kendit
|
SOP
RUJUKAN
NEONATUS DENGAN ASFIKSIA
|
|||
PROTAP
RAWAT
JALAN
|
No
Dokumen
|
|||
No.
Dokumen
13
|
No
Revisi
.................
|
Halaman
1/2
|
||
Tanggal
Terbit
01
Januari 2014
|
Disetujui
oleh,
Kepala
UPTD
Puskesmas Kendit
drg.
DINA FITRYA, M.Kes
Nip.
19731026 200501 2 006
|
|||
Pengertian
|
||||
Tujuan
|
sebagai
acuan dalam melakukan rujukan neonatus pada pasien asfiksia
|
|||
Kebijakan
|
Dibawah
tanggung jawab dan pengawasan dokter
|
|||
Prosedur
|
1. Persiapan
alat
1.1. Alat
1.1.1. Selimut
hangat / tebal yang bersih / popok serta kain penyeka muka
1.1.2. Sungkup
no. 1 untuk bayi cukup bulan dan no. 0 untuk bayi kurang bulan
1.1.3. Penghisap
lendir. Slym dan penekan lidah : 1 set
1.1.4. Meja
kering, bersigh dan hangat
1.1.5. Pemotong
dan pengikat tali pusat : 1 set
1.1.6. Timer
(jam tangan yang ada detiknya)
1.2. Bahan
1.2.1. Oxygen,
ventilasi dengan oxygen
2. Instruksi
kerja
Neonatus
yang mengalami asfiksia memerlukan penangan khusus oleh dokter, selama proses
merujuk petugas perlu melakukan tindakan sbb :
2.1. Penanganan
umum
2.1.1. Keringkan
bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan kain yang hangat yang kering
2.1.2. Jika
belum dilakukan, segera klem dan potong tali pusat
2.1.3. Letakkan
bayi di tempat keras dan hangat (dibawah radiant-heater) untuk resusitasi
2.1.4. Kerjakan
pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan perawatan dan resusitasi
2.2. Resusitasi
Perlunya
resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan
2.3. Membuka
jalan nafas / mengatur posisi bayi sebagai berikut :
2.3.1. Terlentang
2.3.2. Kepala
lurus dan sedikit terngadah / ekstensi (posisi mencium bau)
2.3.3. Bayi
diselimuti, kecuali muka dan dada
2.3.4. Bersihkan
jalan nafas dengan menghisat mulut lalu hidung, jika terdapat darah /
meconium di mulut atau hidung, hisap segera untuk menghindari aspirasi
Catatan :
jangan menghisap terlalu dalam di tenggorokan karena dapat mengakibatkan
turunnya rekuensi denyut jantung bayi atau bayi berhenti bernafas.
|
|||
2.3.5. Tetap jaga kehangatan
tubuh bayi
2.3.6. Nilai keadaan bayi
- Jika
bayi mulai menangis atau bernafas lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru
lahir
- Jika
bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi
2.4. Ventilasi bayi baru
lahir
2.4.1. Cek kembali posisi
bayi (kepala sedikit ekstensi)
2.4.2. Posisi sungkup dan
cek perlekatannya
2.4.3. Pasang sungkup di
wajah, menutup pipiy, mulut, dan hidung
2.4.4. Rapatkan perlekatan
sungkup dan wajah
2.4.5. Remas balon dengan 2
jari atau seluruh tangan tergantung besarnya balon
2.5. Ventilasi bayi jika
perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada. Pertahankan frekuensi (sekitar
40 x / menit) dan tekanan (amati dada mudah naik dan turun)
2.5.1. Jika dada naik, maka kemungkinan
tekanan adekuat
2.5.2. Jika dada tidak naik
:
Cek
kembali dan koreksi posisi bayi
Reposisi
sungkup untuk pelekatan lebih baik
Remas
balon lebih kuat untuk mukus, darah / mekonium
2.6. Lakukan ventilasi
selama 1 menit, berhenti dan nilai apakah terjadi nafas spontan
2.6.1. Jika pernafasan
normal (frekuensi 30-60 x / menit) tidak ada tarikan dinding dada dan suara
merintih dalam 1 menit, resusitas tidak diperlukan lajutkan dengan asuhan
awal bayi baru lahir
2.6.2. Jika bayi belum
bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas spontan terjadi
2.7. Jika bayi mulai
menangis, hentikan ventilasi dan amati nafas selama 5 menit setelah tangis
berhenti
2.7.1. Jika pernafasan
normal (frekuensi 30-60 x/menit), tidak ada tarikan dinding dada dan suara
merintih dalam 1 menit resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan
awal bayi baru lahir
2.7.2. Jika frekuensi 30
x/menit, lanjutkan ventilasi
2.7.3. Jika terjadi tarikan
dinding dada yang kuat, ventilasi dengan oxygen, jika tersedia, rujuk ke
kamar bayi atau tempat pelayanan yang dituju
2.8. Jika nafas belum
teratur setelah 20 menit ventilasi :
2.8.1. Rujuk ke pelayanan
yang dituju
2.8.2. Selama dirujuk, jaga
bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika diperlukan
Jika tidak usaha bernafas,
megap-megap atau tidak ada nafas setelah 20 menit ventilasi, hentikan
ventilasi, bayi lahir mati, berikan dukungan psikologis kepada keluarga
|
||||
Unit terkait
|
KIA
|
|||
0 comments:
Post a Comment